Apa itu Hands on Activity?

Oleh: Mohamad Amin

1. Apa itu Hands on Activity?
Pengembangan kurikulum sains merespon secara proaktif berbagai perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi, serta tuntutan desentralisasi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan relevansi program pembelajaran dengan keadaan dan kebutuhan setempat. Kompetensi sains menjamin pertumbuhan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, penguasaan kecakapan hidup, penguasaan prinsip-prinsip alam, kemampuan bekerja dan bersikap ilmiah sekaligus pengembangan kepribadian Indonesia yang kuat dan berakhlak mulia.
Abad XXI dikenal sebagai abad globalisasi dan abad teknologi informasi. Perubahan yang sangat cepat dan dramatis dalam bidang ini merupakan fakta dalam kehidupan siswa. Pengembangan kemampuan siswa dalam bidang sains merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan dan memasuki dunia teknologi, termasuk teknologi .nformasi. Untuk kepentingan pribadi, sosial, ekonomi dan lingkungan, siswa perlu dibekali dengan kompetensi yang memadai agar menjadi peserta aktif dalam masyarakat.
Landasan teoritik pembelajaran sains kontekstual adalah teori konstruktivisme. Prinsip teori konstruktivisme adalah ‘aktivitas harus selalu mendahului analisis’. Selain itu, pembelajaran sains kontekstual merupakan pembelajaran bermakna yang memungkinkan siswa menerapkan konsep-konsep sains dan berpikir tingkat tinggi (high order thinking skills) (Hardanto, 2003).
Konsep belajar dalam pembelajaran kontekstual melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran produktif yakni: konstuktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi dan penilaian sebenarnya (Hatta, 2003; Hardanto, 2003).
Hands on activity adalah suatu model yang dirancang untuk melibatkan siswa dalam menggali informasi dan bertanya, beraktivitas dan menemukan, mengumpulkan data dan menganalisis serta membuat kesimpulan sendiri. Siswa diberi kebebasan dalam mengkonstruk pemikiran dan temuan selama melakukan aktivitas sehingga siswa melakukan sendiri dengan tanpa beban, menyenangkan dan dengan motivasi yang tinggi. Kegiatan ini menunjang sekali pembelajaran kontekstual dengan karakteristik sebagaimana disebutkan oleh Hatta (2003) yaitu: kerjasama, saling menunjang, gembira, belajar dengan bergairah, pembelajaran terintegrasi, menggunakan berbagai sumber, siswa aktif, menyenangkan, tidak membosankan, sharing dengan teman, siswa kritis dan guru kreatif.
Dalam hands on activity akan terbentuk suatu penghayatan dan pengalaman untuk menetapkan suatu pengertian (penghayatan) karena mampu membelajarkan secara bersama-sama kemampuan psikomotorik (keterampilan), pengertian (pengetahuan) dan afektif (sikap) yang biasanya menggunakan sarana laboratorium dan atau sejenisny. Juga, dapat memberikan penghayatan secara mendalam terhadap apa yang dipelajari, sehingga apa yang diperoleh oleh siswa tidak mudah dilupakan. Dengan hands on activity siswa akan memperoleh pengetahuan tersebut secara langsung melalui pengalaman sendiri.

2. Mengapa hands on activity
Kurikulum sains disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan sains secara nasional. Saat ini kesejahteraan bangsa tidak hanya lagi bersumber pada sumber daya alam dan modal yang bersifat fisik, tetapi bersumber pada modal intelektual, sosial dan kepercayaan (kredibilitas). Dengan demikian tuntutan untuk terus menerus memutakhirkan pengetahuan sains menjadi suatu keharusan. Mutu lulusan tidak cukup bila diukur dengan standar lokal saja sebab perubahan global telah sangat besar mempengaruhi ekonomi suatu bangsa. Industri baru dikembangkan dengan berbasis kompetensi sains dan teknologi tingkat tinggi, maka bangsa yang berhasil adalah bangsa yang berpendidikan dengan standar mutu yang tinggi.
Kurikulum Sains menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Pemahaman ini bermanfaat bagi siswa agar dapat menanggapi: i) isu lokal, nasional, kawasan, dunia, sosial, ekonomi, lingkungan dan etika; ii) menilai secara kritis perkembangan dalam bidang sains dan teknologi serta dampaknya; iii) memberi sumbangan terhadap kelangsungan perkembangan sains dan teknologi; dan iv) memilih karir yang tepat. Oleh karena itu, kurikulum Sains lebih menekankan agar siswa menjadi pebelajar aktif dan luwes.
Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan Sains di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar.
Pendidikan Sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan Sains diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Pendekatan Pembelajaran Sains
Kurikulum Berbasis Kompetensi memberikan rambu-rambu bahwa terdapat 3 hal pokok yang perlu diperhatikan dalam pengembangan program dan pelaksanaan pembelajaran sains, yaitu:
a. Pengembangan sains menjadikan siswa menguasai kecakapan hidup secara luas, bukan sekedar menyerap produk ilmu pengetahuan alam
b. Proses pembelajaran sains adalah penyediaan pengalaman belajar kepada siswa untuk membangun sendiri kompetensi-kompetensi yang mendukung tercapainya penguasaan kecakapan hidup (life skills).
c. Pembelajaran sains dirancang agar siswa mengeksplorasi isu-isu ‘salingtemas’ di lingkungan kehidupan nyata.
Berdasarkan ketiga hal di atas implementasi pembelajaran sains dapat menggunakan metodologi pembelajaran yang sekarang popular yaitu pembelajaran konstruktivis dan kontekstual. Pembelajaran kontekstual memandang siswa belajar untuk membangun kecakapannya dalam konteks kehidupan nyata. Sebagai metodologi, karena pembelajaran contextual juga mengimplementasikan metode-metode tertentu (Susanto, 2004)
Pembelajaran Kontekstual dalam Sains
Menurut teori kontekstual, pembelajaran terjadi hanya apabila para siswa memproses informasi atau pengetahuan sedemikian rupa sehingga informasi itu bermakna bagi mereka dalam kerangka acuan mereka sendiri, kerangka itu bersangkut paut dengan dunia memori, pengalaman dan respon. Kontekstual berlangsung bila siswa menerapkan dan mengalami apa yang sedang diajarkan mengacu pada permasalahan riil yang bersangkut paut dengan peran dan tanggung jawab mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, siswa maupun pekerja. Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas sedikit-demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota keluarga dan masyarakat. (Nurhadi dkk, 2003:13).
Pendidikan berbasis kontekstual adalah pendidikan yang berbasis kehidupan nyata. Berdasarkan konsep tersebut dapat diartikan bahwa pembelajaran sains yang berbasis kontekstual adalah pembelajaran sains yang berada pada konteks kehidupan alam nyata siswa. Pada konsep tersebut dapat dikembangkan beberapa prinsip yang perlu diikuti dalam proses pembelajaran sains (Susanto, 2002 dalam Susanto, 2004), yaitu;
o Pembelajaran sains erat kaitannya dengan pengalaman alam kehidupan nyata. Pada pembeljaran sains siswa memecahkan masalah secara riil dan otentik, artinya materi itu ada dan terjangkau oleh pengalaman nyata siswa.
o Pada Pendidikan sains guru perlu menghubungkan bahan ajar/kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan situasi nyata.
o Pada pendidikan sains pengetahuan yang diajarkan hendaknya berhubungan erat dengan pengalaman siswa yang sesungguhnya.
Konsep-konsep materi pelajaran dalam pendidikan biologi seharusnya ditemukan sendiri oleh siswa melalui kegiatan mereka dalam proses belajar mengajar. Dengan hands on activity siswa mendapatkan pengalaman dan penghayatan terhadap konsep-konsep yang diajarkan oleh guru. Selain untuk membuktikan fakta dan konsep, hands on activity juga mendorong rasa ingin tahu siswa secara lebih mendalam sehingga cenderung untuk membangkitkan siswa mengadakan penelitian untuk mendapatkan pengamatan dan pengalaman dalam proses ilmiah.
Melalui hands on activity siswa juga dapat memperoleh manfaat antara lain: menambah minat, motivasi, menguatkan ingatan, dapat mengatasi masalah kesulitan belajar, menghindarkan salah paham, mendapatkan umpan balik dari siswa serta menghubungkan yang konkrit dan yang abstrak
Dalam pelaksanaan hands on activity agar benar-benar efektif perlu memperhatikan beberapa hal meliputi : aspek kognitif, aspek psikomotorik dan aspek afektif. Zainuddin (2001) menguraikannya sebagai berikut: ranah kognitif dapat dilatihkan dengan memberi tugas: memperdalam teori yang berhubungan dengan tugas hands on activity yang dilakukan, menggabungkan berbagai teori yang telah diperoleh, menerapkan teori yang pernah diperoleh pada masalah yang nyata. Ranah psikomotorik dapat dilatihkan melalui: memilih, mempersiapkan, dan menggunakan seperangkat alat atau instrumen secara tepat dan benar. Ranah afektif dapat dilatihkan dengan cara: merencanakan kegiatan mandiri, bekerjasama dengan kelompok kerja, disiplin dalam kelompok kerja, bersikap jujur dan terbuka serta menghargai ilmunya.

3. Bagaimana melakukan Pembelajaran Kontekstual dengan hands on activity

Berikut ini diberikan contoh pembelajaran kontekstual dengan hands on activity dengan mengambil topik tertentu (dalam contoh ini adalah tentang Ekosistem). Untuk topik yang lain tentu dapat disesuaikan dengan keadaan yang ada.

a. Tahap Persiapan
Yang dimaksud persiapan dalam hal ini adalah melakukan identifikasi semua keperluan yang akan digunakan dalam pembelajaran.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1) Menyusun silabus, lembar kerja siswa (LKS) untuk kegiatan praktikum kontekstual.
2) Membuat lembar observasi (pedoman pengamatan) untuk mengamati motivasi dan aktivitas belajar siswa yang tampak selama mengikuti kegiatan praktikum.
3) Membuat angket untuk merekam motivasi belajar siswa selama mengikuti kegiatan praktikum kontekstual.
4) Membuat rambu-rambu penilaian selama siswa melakukan aktivitas praktikum kontekstual.
5) Mengelompokkan siswa sesuai dengan keheterogenan (misalnya berbasis nilai ulangan harian pada bab sebelumnya, jenis kelamin atau bentuk lain yang mendukung maksud ini). Jumlah siswa dalam satu kelas dibagi menjadi kelompok yang yang tidak terlalu besar jumlahnya dan memudahkan guru melakukan pengelolaan kelas. Hal ini sangat tergantung dari kondisi riil yang ada.

b. Tahap Pelaksanaan
Praktikum kontekstual dilakukan secara in situ (langsung di alam) yang bertujuan untuk membangkitkan motivasi siswa yang ditunjukkan dalam aktivitas mereka selama melakukan pengamatan dalam kegiatan praktikum. Praktikum in situ dilakukan untuk pengamatan langsung “komponen penyusun ekosistem” di tempat pengamatan yang dilakukan siswa.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
a. Guru membimbing dan mengarahkan siswa selama pengamatan.
b. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok
c. Setiap kelompok mendapatkan lembar kerja siswa untuk kegiatan praktikum tentang topik tertentu.
d. Pertemuan I (pengamatan terhadap hasil tindakan dititikberatkan terhadap aktivitas siswa selama melakukan kegiatan praktium kontekstual): siswa melakukan kegiatan praktikum tentang Komponen Ekosistem di luar kelas (dibedakan atas 3 daerah pengamatan praktikum: halaman sekolah, bekas kolam sekolah (airnya kering), taman di luar sekolah):
• Masing-masing kelompok melakukan pengamatan pada sebidang tanah yang sudah ditentukan lokasinya dengan ukuran 1m x 1m.
• Siswa melemparkan batu secara sembarang dan batu tersebut dijadikan titik pusat diagonal lalu siswa membuat bujur sangkar 1m x 1m dengan menggunakan patok bambu dan tali rafia.
• Siswa mencatat populasi makhluk hidup (komponen biotik) dan menghitung jumlah individu dalam tiap-tiap populasi serta komponen abiotik dari lokasi pengamatan. Untuk memudahkan, siswa mengisi tabel yang sudah disediakan.

No Makhluk hidup Makhluk tak hidup
Nama Jumlah Nama Jumlah
1 ………………………. …………………… ……………………. ………………….
2 ………………………. …………………… ……………………. ………………….
3 ………………………. …………………… ……………………. ………………….
4 ………………………. …………………… ……………………. ………………….
… ………………………. …………………… ……………………. ………………….
• Siswa menghitung jumlah populasi dan jumlah makhluk hidup setiap populasi yang menyusun komunitas dalam petak yang diamati dan juga menyebutkan komponen lain yang ada di petak tersebut.
• Siswa mengelompokkan komponen-komponen yang diamati menjadi 2 kelompok besar yaitu komponen biotik dan abiotik.
• Siswa membuat rangkuman dari hasil pengamatan kemudian dibandingkan dengan kelompok lain.
e. Pertemuan II: siswa melakukan diskusi hasil pengamatan dan membandingkannya dengan kelompok lain, kegiatan pemantapan dilakukan guru terhadap materi pelajaran yang sudah diajarkan dan tes untuk melihat hasil belajar sub bab ini. Pada pertemuan II pengamatan hasil tindakan dititikberatkan terhadap motivasi siswa selama melakukan kegiatan praktium kontekstual.
Selama pelaksanaan kegiatan ini juga dilakukan observasi untuk melihat:
a. Pelaksanaan proses belajar mengajar dengan menerapkan kegiatan praktikum kontekstual menggunakan lembar observasi yang telah dibuat peneliti. Lembar observasi meliputi lembar untuk observasi motivasi dan aktivitas siswa selama proses belajar mengajar.
b. Selain menggunakan lembar observasi, keadaan di dalam kelas selama kegiatan belajar mengajar dicatat dalam jurnal/catatan lapangan.
Setelah observasi dilakukan refleksi, yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Mengumpulkan dan menganalisis data hasil observasi dan data dari catatan lapangan.
b. Melakukan refleksi apakah tindakan yang telah dilakukan dapat meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Biologi.
c. Hasil refleksi ini dalat digunakan sebagai acuan untuk melakukan kualitas hands on activity (praktikum kontekstual)
Pembelajaran tahap berikutnya
Pada pembelajaran berikutnya, tahap-tahap kegiatan yang dilaksanakan sama dengan pada tahap sebelumnya tetapi kegiatan pengamatan dilakukan di dalam kelas (bentuk variasi pengamatan) dengan dan materi pengamatan diubah sehingga siswa tidak akan mengamati hal yang sama seperti tahap sebelumnya. Kegiatan difokuskan pada upaya untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran.
Tahap Perencanaan II
a. Menyusun lembar kerja siswa untuk kegiatan praktikum tentang Peran dan Interaksi Komponen Ekosistem (Sub bagian Hubungan antar Komponen Penyusun Ekosistem).
b. Guru menyiapkan dua jenis pot yang berisi tanaman segar dan tanaman kering akibat sering dan jarang disiram dan mengacak kelompok siswa untuk melakukan pengamatan.
c. Menyiapkan lembar observasi (pedoman pengamatan) untuk mengamati motivasi dan aktivitas belajar siswa yang tampak selama mengikuti kegiatan praktikum
d. Menyiapkan angket untuk mengamati motivasi belajar siswa selama mengikuti kegiatan praktikum
e. Membuat rambu-rambu penilaian selama siswa melakukan aktivitas praktikum.
f. Mengelompokkan siswa sesuai dengan kelompok yang sudah dibentuk pada tahap I.
Tahap Pelaksanaan II
Berdasarkan rencana II yang telah disusun, maka pelaksanaan disesuaikan dengan rencana II, yakni sebagai berikut
a. guru membimbing dan mengarahkan siswa dalam kegiatan praktikum.
b. Semua anggota tim peneliti yang lain berperan sebagai observer aktivitas siswa.
d. Siswa membagi ke dalam menjadi kelompok sebagaimana dilakukan pada tahap I.
e. Setiap kelompok mendapatkan lembar kerja siswa untuk kegiatan praktikum tentang Peran dan Interaksi Komponen Ekosistem.
f. Siswa melakukan kegiatan praktikum tentang Hubungan antar Komponen Penyusun Ekosistem. Pertemuan I: siswa melakukan kegiatan praktikum:
– Masing-masing kelompok melakukan pengamatan pada kedua pot yang sudah disiapkan.
– Siswa mencatat perbedaan yang tampak pada kedua pot yaitu pada tanaman dan tanah dalam pot.
Perbedaan Pot A berisi tanaman mawar segar Pot B berisi tanaman mawar layu/kering
1…………..
2. ………….
3. ………….
4. dst
– Siswa membuat rangkuman dari hasil pengamatan kemudian dibandingkan dengan kelompok lain.
– Siswa melakukan diskusi hasil pengamatan dan membandingkannya dengan kelompok lain, kegiatan pemantapan dilakukan guru terhadap materi pelajaran yang sudah diajarkan dan tes untuk melihat hasil belajar terhadap sub bab ini.
Tahap Observasi II
Tahap ini dilakukan sebagaimana tahap pertama.
Tahap Refleksi II
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, yaitu melakukan refleksi diri mengenai proses dan hasil yang diperoleh dalam melaksanakan tindakan yang telah diterapkan pada tahap II.
Berikut ditampilkan contoh-contoh lembar observasi untuk mengamati motivasi, aktivitas dan
Tabel 1. Lembar Observasi Kegiatan Guru Dalam Menerapkan Hands on Activity

Tahap Pembelajaran Uraian Tampak/
tidak
Pendahuluan a. Guru memotivasi siswa untuk melakukan kegiatan hands on activity melalui praktikum Ekosistem.
b. Guru mengantarkan siswa pada materi Ekosistem.
Inti

a. Guru menyuruh siswa untuk membentuk kelompok dan membagi kelompok siswa ke dalam 3 daerah pengamatan.
b. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS).
c. Guru memberikan penjelasan singkat kepada siswa tentang prakti-kum yang akan berlangsung.
d. Guru mengawasi dan membimbing siswa selama praktikum berlang-sung.
e. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi praktikum.
f. Guru memberikan pujian kepada siswa jika selama kegiatan prakti-kum menunjukkan aktivitas yang tinggi.
g. Guru memberikan pertanyaan pemantapan kepada siswa selama praktikum berlangsung.
h. Guru memberikan pertanyaan pengembangan kepada siswa pada saat siswa aktif melakukan praktikum
Penutup a. Guru membantu siswa dalam membuat rangkuman hasil pengamatan
b. Guru membantu siswa menyimpulkan hasil kegiatan praktikum setelah membandingkan dengan kelompok lain

Tabel 2. Lembar Observasi Motivasi Siswa selama Proses Belajar Mengajar

Aspek Motivasi Uraian Jumlah Siswa
Aspek Tingkah Laku

a. Siswa aktif dalam berdiskusi secara benar selama praktikum.
b. Siswa cenderung mendominasi saat melakukan praktikum.
c. Melaporkan hasil kerja kelompok tanpa ditunjuk.
d. Membetulkan dan memperbaiki jawaban yang keliru dengan segera.
e. Mencatat apa yang telah dipelajari.

Aspek Kognitif

a. Menjawab pertanyaan yang telah diajukan oleh guru.
b. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa lain.
c. Mengajukan pertanyaan kepada guru yang berkaitan dengan praktikum
d. Mengajukan pertanyaan kepada siswa lain
e. Mengemukakan ide-idenya

Aspek Ketertarikan a. Menunjukkan sikap ingin tahu
b. Berusaha secepatnya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru
c. Mau berpikir dan tidak putus asa untuk mencari jawaban lewat buku atau teman

Tabel 3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa selama Proses Belajar Mengajar

Aspek yang dinilai Kriteria Skor Penilaian
3 2 1
1. Melakukan pengamatan

3. Pengamatan dilakukan sesuai dengan LKS, secara sungguh-sungguh dan tidak bergurau
2. Pengamatan sesuai dengan LKS tapi sering bergurau
1. Tidak melakukan pengamatan
2. Merekam data pengamatan 3. Data hasil pengamatan ditulis secara rapi dan benar
2. Data pengamatan ditulis rapi tapi salah
1. Data pengamatan acak-acakan dan salah
3. Mengkomuni-kasikan hasil pengamatan 3. Siswa dapat menjelaskan dengan baik hasil pengamatannya kepada teman-teman dan guru tanpa bantuan
2. Siswa dapat menyampaikan hasil pengamatan yang kadang-kadang perlu bantuan teman atau guru
1. Siswa berani menyampaikan hasil pengamatan tetapi perlu koreksi dan bantuan dari teman atau guru
4. Penyelesaian tugas 3. Siswa dapat menyelesaikan tugas dengan baik, tempat bekerja dirapikan dan dibersihkan.
2. Siswa dapat menyelesaikan tugas dengan baik tapi tempat bekerja tidak rapi/kotor
1. Siswa tidak menyelesaikan tugas dengan baik, tempat bekerja masih tidak rapi/kotor

Tabel 4. Angket Tentang Motivasi Belajar Biologi

Isilah pernyataan pada tabel berikut ini dengan tanda cek (√), apabila:
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (RR), Tidak Setuju (TS) atau Sangat Tidak Setuju (STS)!

Motivasi Belajar Biologi SS S RR TS STS
1. Mata pelajaran Biologi merupakan mata pelajaran yang disukai.
2. Mata pelajaran Biologi banyak bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari
3. Kalian mendiskusikan dengan teman-teman tentang hal-hal yang belum jelas dalam mata pelajaran Biologi.
4. Dalam belajar Biologi kalian menghubungkan dengan contoh sehari-hari yang ada di sekitar anda.
5. Kalian merasa senang bila mendapat nilai baik dalam mata pelaja-ran Biologi.
6. Kalian senang mata pelajaran Biologi disampaikan melalui metode praktikum.
7. Dengan metode praktikum, mata pelajaran Biologi akan mudah dimengerti dan diingat.
8. Kalian merasa bosan saat mengikuti kegiatan praktikum.
9. Dalam kegiatan praktikum siswa wajib menyusun laporan prakti-kum.
10. Kalian takut saat tidak dapat menjawab pertanyaan dari guru.
11. Kalian berusaha menjawab apabila ada pertanyaan dari guru.
12. Melalui kegiatan praktikum siswa memahami materi Ekosistem

Rambu-rambu analisis aspek motivasi belajar siswa
Motivasi belajar siswa dapat diidentifikasikan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar yang terdiri atas tiga komponen yaitu aspek tingkah laku, aspek kognitif dan aspek ketertarikan serta dari angket yang diberikan kepada siswa. Indikator yang dijadikan penentu tingkat keberhasilan tindakan ditinjau dari motivasi siswa selama mengikuti pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 5. Sedangkan skor dari masing-masing uraian ditentukan berdasarkan ketentuan sebagaimana tercantum dalam Tabel 5.
Persentase keberhasilan tindakan terhadap peningkatan motivasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Adapun penentuan skor masing-masing uraian dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Penentuan Skor Masing-masing Uraian
Skor Ketentuan
1
2
3
4
5 0-9% siswa yang menunjukkan aktivitas seperti yang tertulis pada uraian
10-39% siswa yang menunjukkan aktivitas seperti yang tertulis pada uraian
40-59% siswa yang menunjukkan aktivitas seperti yang tertulis pada uraian
60-79% siswa yang menunjukkan aktivitas seperti yang tertulis pada uraian
80-100% siswa yang menunjukkan aktivitas seperti yang tertulis pada uraian
Sukrisdiyana (2002)
Tabel 6. Penentuan Keberhasilan Tindakan

Penentuan Keberhasilan Tindakan Taraf Keberhasilan Nilai dengan Huruf Nilai dengan Angka
80 – 100%
60 – 79%
40 – 59%
10 – 39%
0 – 9% Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang A
B
C
D
E 5
4
3
2
1
Sukrisdiyana (2002:36)
Untuk mempermudah penghitungan persentase keberhasilan dan penentuan taraf keberhasilan tindakan, data tentang motivasi siswa baik semua aspek secara keseluruhan maupun masing-masing aspek diringkas dan ditampilkan dalam bentuk Tabel 7.
Tabel 7. Taraf Keberhasilan Tindakan Ditinjau dari Aspek Siswa

Tahap Hari/
Tgl Skor klasikal yang diperoleh Skor klasikal maksimum Persentase keberhasilan Nilai dengan huruf Nilai denganangka Taraf Keberhasilan
1.

2.

Rambu-rambu analisis aspek aktivitas belajar siswa
Aktivitas belajar siswa dapat diidentifikasikan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Aktivitas belajar terdiri dari empat komponen yaitu melakukan pengamatan, merekam data pengamatan, mengkomunikasikan hasil pengamatan dan penyelesaian tugas, dengan skor maksimum komponen 3 sehingga skor total yang diperoleh 12. Indikator yang dijadikan penentu tingkat keberhasilan tindakan ditinjau dari aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 3.

Persentase keberhasilan tindakan terhadap peningkatan aktivitas dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Adapun penentuan skor masing-masing uraian dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Penentuan Skor Masing-masing Uraian

Skor Ketentuan
1
2
3
4
5 0-9% siswa yang menunjukkan aktivitas seperti yang tertulis pada uraian
10-39% siswa yang menunjukkan aktivitas seperti yang tertulis pada uraian
40-59% siswa yang menunjukkan aktivitas seperti yang tertulis pada uraian
60-79% siswa yang menunjukkan aktivitas seperti yang tertulis pada uraian
80-100% siswa yang menunjukkan aktivitas seperti yang tertulis pada uraian
Sukrisdiyana (2002)
Untuk lebih mempermudah penghitungan persentase keberhasilan dan penentuan taraf keberhasilan tindakan data tentang motivasi siswa, baik semua aspek secara keseluruhan maupun masing-masing aspek diringkas dan ditampilkan dalam bentuk Tabel 9 dan 10.

Tabel 9. Penentuan Keberhasilan Tindakan

Penentuan Keberhasilan Tindakan Taraf Keberhasilan Nilai dengan Huruf Nilai dengan Angka
80 – 100%
60 – 79%
40 – 59%
10 – 39%
0 – 9% Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang A
B
C
D
E 5
4
3
2
1
Sukrisdiyana (2002)
Rambu-rambu analisis untuk hasil belajar siswa
Hasil belajar diperoleh dari hasil tes formatif dengan materi tes sub bab Komponen-komponen Ekosistem dan Peran dan Interaksi Komponen Ekosistem. Skor maksimal adalah 100 (jika siswa dapat menjawab pertanyaan dengan tepat) dan skor minimal adalah 0 (jika siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sama sekali). Selanjutnya dihitung jumlah siswa yang mencapai nilai ≥ 65 karena dianggap sudah mendapatkan ketuntasan belajar selama tahap I dan II.

Tabel 10. Taraf Keberhasilan Tindakan Ditinjau dari Aspek Siswa

Tahap Hari/
Tgl Skor klasikal yang diperoleh Skor klasikal maksimum Persentase keberhasilan Nilai dengan huruf Nilai denganangka Taraf Keberhasilan
1.

2.

Daftar Pustaka
Depdiknas. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sains SMP dan MI. Jakarta.
Hatta, M. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Pendekatan dan Implementasi di SLTP. Makalah dalam Seminar Nasional Exchange Experience dengan thema Pembelajaran MIPA Kontekstual Menyongsong Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. 9 Juli 2003 di FMIPA UM.
Hardanto, S.K. 2003. Pembelajaran Sains Kontekstual. Makalah dalam Seminar Nasional Exchange Experience dengan thema Pembelajaran MIPA Kontekstual Menyongsong Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. 9 Juli 2003 di FMIPA UM.
Susanto, P. 2004. Pembelajaran Konstruktivis dan Kontekstual sebagai Pendekatan dan Metodologi Pembelajaran Sains dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Seminar dan Workshop Calon Fasilitator Kolaborasi FMIPA UM-MGMP MIPA Kota Malang. Malang
Zainuddin, M. 2001. Praktikum. Jakarta: Depdiknas.

41 Komentar »

  1. ulfa amalia Said:

    keunggulan dan kelemahan dari model pembelajan hands on apa sh? teruz yang membedakan model pembelajaran ini dengan model pembelajaran lain apa ya?

    • andi nana Said:

      Assalamualaikum..
      Saya lg nyusun skripsi tetang hands-on, tp referensi’y kurang..
      Jika ada literatur yg lain ttg hands-on ..kalau ada bisa tlong kirim ke email saya andinanaiqrana@yahoo.co.id
      Trimalasih..

  2. gustika Said:

    rencananya saya mau mngunakan model pmbelajarn hands on activity unk skripsi tapi saya masih kurang referensi nya..tolang bantu saya ya makasih

  3. ainil Said:

    saya mahasiswa fisika angkatan 2005, saya mau ngambil skripsi PTK tentang model hands on activity. tapi saya masih kurang referensi, langkah-langkah pembelajaran model hands on bagaimana dan juga kelemahan dan kelebihannya… tolong bantu ya… makasih..(@_^)…

    • Rheny Said:

      maaf pak sama seperti teman yang lain saya butuh referensi untuk hands on activity,mohon dibantu..

  4. yeniisnaf Said:

    INI KARYA PAK AMIN UNM YANG PERNAH KE SMP3 GRESIK KAH?
    PAK, APA SIH BEDANYA HANDS ON ACTIVITY DG OBSERVASI ?

  5. RIA Said:

    tolon kasih tau buku referensi tenteng hands on activity ya…
    aku pengen buat skripsi tentang itu, tapi kurang referensinya
    makasih

  6. IIin Rahmawati Said:

    Pak, definisi hands on activity itu sendiri apa? karena kalau mendefinisikan Hands on activity adalah suatu model yang dirancang untuk melibatkan siswa dalam menggali informasi dan bertanya, beraktivitas dan menemukan, mengumpulkan data dan menganalisis serta membuat kesimpulan sendiri,,,,,(pengertian ini belum cukup untuk mendefinisikan hands on activity, karena bisa jadi dengan model lainpun dapat dikatakan sebagai model yang dirancang untuk melibatkan..dst.)
    tolong jawab ya pak! saya sedang menyusun skripsi yang berjudul “Peran hands on activity dengan model PAKEM untuk meningkatkan geometrical reasoning siswa SMP”. saya kesulitan menemukan literatur2 nya…jika ada literatur lain ttg hands on boleh diemailkan ke saya?
    Terima kasih….

  7. nisa Said:

    pak saya sedang menyusun skripsi mengenai hands on actiity tetapi saya masih kurang refernsi mengenai hands on activity. Saya kesulitan menemukan literatur2nya… jika ada literatur lain mengenai hands on activity boleh tolong diemailkan ke saya?
    Terima kasih banyak pak….

  8. listia Said:

    pak,ge bingung pengertian hand on activity itu sendiri apa bisa dikaitkan dengan materi fisika yang dipelajari saat ne…………..

  9. listia Said:

    pak,mw tanya perbedaan hands on activity itu sendiri dengan metode praktikum apa y, bukankah sama2 praktikum?
    saya kurang jelas tentang perbedaannya, kemudian sintakmatik atau alur nodel hans on activity.
    mohon bantu saya ya pak………..
    terima kasih bannyak pak…………..

  10. Assalamualai kum.
    Sama dengan pertanyaan temen2 lain. Saya mengangkat Hand On Activity dalam skripsi saya di padukan dengan pendekatan Jelajah Alam Sekitar. Saya mohon dikirimi artikel tentang Hand On Activity tersebut.
    Secara real dalam penerapan pembelajaran di kelas apakah Hand On Activity sama dengan kegiatan Praktikum -Diskusi?
    Apa ciri khas model ini yang membedakan dengan model model yang lain.
    Terima kasih atas jawaban dan bantua ini sangatmendukung saya dalam penyususnan skripsinnya.
    mohon dikirim lewat email.

  11. Assalamualai kum.
    Sama dengan pertanyaan temen2 lain. Saya mengangkat Hand On Activity dalam skripsi saya di padukan dengan pendekatan Jelajah Alam Sekitar. Saya mohon dikirimi artikel tentang Hand On Activity tersebut.
    Secara real dalam penerapan pembelajaran di kelas apakah Hand On Activity sama dengan kegiatan Praktikum -Diskusi?
    Apa ciri khas model ini yang membedakan dengan model model yang lain.
    Terima kasih atas jawaban dan bantua ini sangatmendukung saya dalam penyususnan skripsinnya.
    mohon dikirim lewat email:
    ranwidyaputrapangerancinta@yahoo.com

  12. dwi ida Said:

    asalamualaikum..maf pak, saya ingin tanya bedanya hands on activities dengan model pembelajaran lainnya apa ya? pertanyaan saya sama dengan teman-teman yang lain. terimakasih…

  13. Assalamualai kum.
    Jawaban pertanyaan saya belum masuk ke email saya…

    Sama dengan pertanyaan temen2 lain. Saya mengangkat Hand On Activity dalam skripsi saya di padukan dengan pendekatan Jelajah Alam Sekitar. Saya mohon dikirimi artikel tentang Hand On Activity tersebut.
    Secara real dalam penerapan pembelajaran di kelas apakah Hand On Activity sama dengan kegiatan Praktikum -Diskusi?
    Apa ciri khas model ini yang membedakan dengan model model yang lain.
    Terima kasih atas jawaban dan bantua ini sangatmendukung saya dalam penyususnan skripsinnya.
    mohon dikirim lewat email:
    ranwidyaputrapangerancinta@yahoo.com

  14. uli Said:

    pak,aq pengen tau bedanya model hands on activity dgn model yg lainnya. klo dgn model cooperatif sama atau beda. Aku lg dalam tahap mencari judul dan tertarik dgn model ini karena sepertinya jarang dibahas di kampus. trz referensi nya di buku apa ya ?? thx byk
    balas ya lewat email

  15. Intan sri hartati Said:

    Pak… Kbetuln skripsi saya membhs tntng hand on activity, bleh mnta info pngarng bkuy gak?

    • tanti L.N Said:

      mbk intan ada ga buku tentang Hands on activity? klau ada tlong dong bantuannya . dibuku ap aj dan krangan siapa? maksih

  16. ela ermawati Said:

    Trima kasih..atas pemparanya..saya akan menggunakan model pembelajaran hand on activities untuk pembuatan skripsi saya..

    • mbak mohon referensinya tentang hands on activity, dan kalau ada literaturnya tolong kirim ke email saya ya mbak

  17. nia Said:

    aslmkm
    pembelajaran yg menarik untk djadikan inspirasi skripsi. . . .
    Namun, ada pertanyaan2 yg timbul, ada g sie buku yg mbhas hands on activity ini scr khusus,,?
    lalu apa ciri khusus dr hands on activity ini karena hampir sama dgn praktikum, penemuan, ataupun metode diskusi biasa. . .

    Trimakash atas info’a dah berharap diblz pertanyaan2 melalui email karena bth untk prop skripsi,, insyaALLAH berkah, amin. . .

    • Puji Said:

      Asw. Apa ada referensi menganai hand on activity?? Terutama perbedaan dg praktikum biasa?? Trmksh pak

    • mohon bantuannya untuk referensi mrngenai hands on activity, kalau ada tolong kirim ke email saya novitawulansarijambi@gmail.com
      terima kasih

  18. tanti L.N Said:

    pak referensi untuk hands on activies duibuku apa ja.? tlng y. trmaksih

  19. nugrahini Said:

    pak, ingin tanya,, apa bedanya pendekatan kontekstual dengan pendekatan kontekstual berbasis hands on activity og bisa meningkatkan aktivitas belajar ????

  20. milla Said:

    mas, saya milla UKP. syukron untk referensinya. ini lagi ngebut skripsi. mohon doanya

    • niadaniah Said:

      mba,, saya mau dong referensi mengenai model pembelajaran hands on activity nya.. untuk skripsi..
      tolong kirimin ke alamat email saya ya mba,,
      mohon bantuannya…
      trima kasih banyak,,
      ditunggu balasannya..
      email saya: niadaniah88@yahoo.com

  21. Adi P Said:

    Saya mengangkat Hand On Activity dalam skripsi saya. Saya mohon dikirimi artikel tentang Hand On Activity tersebut.
    Terima kasih atas bantuannya.
    mohon di kirim ke email saya amailpmailwmail@gmail.com

  22. niadaniah Said:

    Assalamu’alaikum,, pak, saya nia..
    saya sedang skripsi mengenai model pembelajaran hands on activity,, tapi saya belum menemukan buku mengenai model ini.. modhon bantuanya ya pa, untuk mengirimkan judul buku dan pengarangnya untuk tambahan referensi skripsi saya..
    mohon bantuannya ya pa,, kirimkan ke alamat email saya,,
    terima kasih banyak ya pa..
    ditunggu emailnya…
    email: niadaniah88@yahoo.com

  23. pintar Said:

    maaf pak sama seperti teman yang lain saya butuh referensi untuk hands on activity,mohon dibantu ya pak.
    email : pintarnugroho@yahoo.co.id

  24. Princess Nta Said:

    pak saya juga sama dengan teman2 yg lain sedang menyusun skripsi saya mohon sekali bntuannya pak tentang referensi buku2 hands o activiy yg ada diindonesia, mohon sekali bantuannya pak, materi tsb ada dibuku apa sja ya mohon sekali pak 😦 email: shemoet_21@yahoo.com

    • ika zahra Said:

      saya juga sedang menyusun skripsi Pengembangan melalui aktivitas Hands on dan minds on mohon dong pak referensinya,,,mksh emailnya ikapfis06@yahoo.com
      mkasih

  25. pipin pemiliyanti Said:

    Assalamualaikum..
    Saya lg nyusun skripsi tetang hands-on, tp referensi’y kurang..
    Jika ada literatur yg lain ttg hands-on ..kalau ada bisa tlong kirim ke email saya..
    Trimalasih..
    Pipinpemiliyanti@ymail.com

  26. Akhmad Said:

    Sungguh menginspirasi pembuatan KTI, tp terus terang referensi yang memuat Hands On Activity sangat langka ditemui, mhn bantuan buku2 referensi hands on activty, tks….

  27. ariya Said:

    pak mohon referensi untuk hands on activity apa saja? saya mengambil judul tesis berkaitan dengan hands on tapi dalam matematika

  28. assalamualaikum wr.wb
    pak mohon referensi untuk hands on activity, kelemahan dan lainnya serta literaturnya kalau bapak ada mohon di kirim ke email saya. mohon bantuannya pak terima kasih

  29. nanda avisya Said:

    jika ada yg tau tentangreferensi hands on activity tolong infonya ya… kirim ke email saya avisyananda@gmail.com terimakasih

  30. mei Said:

    terimakasih sangat membantu sekali..


{ RSS feed for comments on this post} · { TrackBack URI }

Tinggalkan Balasan ke IIin Rahmawati Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.