Archive for Blogroll

BUKU YANG TERBIT DI BULAN SEPTEMBER

Buku siapa nih yang akan hadir di sini gaes? Intip yuk!

  1. BUKU PUISI “GORESAN TINTA NINA
  2. SENI MENGHASILAKAN UANG SEBELUM LULUS
  3. PENDEKATAN BEHAVIORIAL DALAM KURIKULM MERDEKA

1. GORESAN TINTA NINA

Buku antologi puisi berjudul “Goresan Tinta Nina” ini adalah kumpulan puisi yang layak untuk dijadikan bahan ajar di Kurikulum Merdeka ini. Kok bisa? Bisa lah. Gunakan untuk pengembangan diri. Ajak anak-anak SD atau SMP membaca buku ini. Buku ini tidak hanya mengasah keterampilan berpikir kritis tapi juga imajinasi.

Tebal : 68 halaman

Kertas: Bookpaper

Ukuran 14 x 20 cm

ISBN : proses

Harga : Rp 50.000

2. seni menghasilkan uang sebelum lulus [proses editing]

3. Behaviuristik dalam Kurikulm Merdeka [proses editing]

<<<< KEMBALI KE DAFTAR BUKU TERBIT

BUKU TERBIT AGUSTUS 2022

SEMENTARA BUKU YANG TERJUAL BISA DICEK DI SINI : https://shope.ee/30CBjD1Aau

<<<< KLIK DI SINI untuk kembali ke awal.

DAFTAR BUKU YANG AKAN TERBIT 2022

Klik salah satu gambar di awah ini

MODAL BISA LULUS PPPK PRETEST PPG UP PPG (SESUAI KISI-KISI TERBARU 2022)

BANK SOAL DAN KUNCI JAWABANBIMBINGAN DAN KONSELING

Buku ini penulis susun dengan tujuan agar bisa membantu teman-teman dalam mempersiapkan mengikuti PPPK, Pretest PPG, UP PPG. Berisi soal-soal dan kunci jawaban. Penulis menyadari dari pengalaman pribadi bahwa dengan sering berlatih soal maka kita akan terbiasa dalam menjawab sehingga diberikan kemudahan saat mengikuti ujian. Soal-soal yang ada disini juga beberapa pernah penulis bahas di channel youtube penulis “Naili Faizatis Syifa”. Teman-teman dapat juga melengkapi dengan melihat channel youtube penulis untuk melihat pembahasan soal-soal.

wa.me/+628563693116 atau temukan di shopee

BACALAH BUKU INI SEBELUM KAMU MENYERAH

Mengapa Masalah Ada?

Ini adalah pertanyaan kuno yang coba dipecahkan oleh leluhur kita dan sampai hari ini masih menjadi teka-teki. Ini juga menjadi warisan yang sampai hari ini belum ada teori yang bisa menjelaskan mengapa masalah ini hadir?

Mari kita dekati dengan beragam kemungkinan yang, siapa tahu, sedikit menjawab mengapa masalah itu ada?

Pertama, masalah itu ada karena manajemen kita yang buruk atau diri kita kurang begitu memiliki pengalaman. Tapi tidak apa-apa. Dengan kesalahan itu kita bisa memperbaikinya. Kita berlatih menghadapi. Kita berlatih menjadi dewasa. Masalah yang kita hadapi dengan lapang dada akan menyisakan pelajaran yang berharga.

Kedua, masalah hadir karena takdirnya manusia memang harus seperti itu. Saya rasa semua orang sepakat bahwa Tuhan tentu tidak sia-sia menghadrikan masalah dalam dada manusia. Membedakan manusia berkualitas dan tidak memang bisa dilihat dari sudut pandang ia menyelesaikan masalahnya.

Kesabarannya, ketenangannya, cara melihat masalah di hadapannya tentu dapat muncul saat masalah itu datang pada dirinya. Apakah ia termasuk orang yang berfokus pada solusi atau hanya berputar-putar pada keluhannya saja?

Ketiga, kita salah menafsir. Bisa jadi perasaan kita saja yang terlalu “baper” sehingga ketika ada sesuatu stimulus, otak kita merekomendasikan ini adalah masalah. Padahal itu bukan masalah.

Malahan, bisa jadi sebuah masalah (apapun bentuknya: kegagalan, kekecewaan, kebencian, keputusasaan, dsb) adalah sebuah penyelamatan. Misalnya begini, suatu ketika kamu berangkat ke kampus dengan perhitungan yang matang. Kamu sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan perhitungan yang nyaris sempurna. Kuliah masuk pukul 07.00.

Di tengah jalan, ban kamu bocor. Padahal, kamu akan presentasi di jam tersebut. Menurut perhitungan logikamu, secepat apapun kamu menemukan tukang tambal ban atau meluncur sebanyak angka di spidometermu, kamu akan tetap terlambat.

Padahal, menurut perhitungan lain, pada menit ke sepuluh, misalnya, kamu kecelakaan dan patah kaki seumur hidup mengenakan kruk. Namun, karena kamu orang yang sabar dan baik dalam beberapa hal, masalah yang didatangkan ke kamu ini adalah sebuah penyelamatan. Bisa jadi bukan?

Ada banyak contoh salah tafisr. Misal yang lain. Kamu mencintai seseorang ternyata ia menikah dengan orang lain. Padahal kamu tidak kurang meyakinkan bahwa kamu adalah yang terbaik buat dirinya. Kita semua tahu, dalam posisi seperti itu, otak kita akan merekomendasikan apa. Jangan salah tafsir!

Masalah itu mendewasakan juga, tidak hanya menyengsarakan. Masalah itu memberikan kesempatan sirkuit otak kita untuk berpikir lebih kreatif.

Meski demikian, semua itu butuh keterampilan. Keterampilan butuh latihan. Di dalam latihan, tidak jarang kita gagal.[]





Temukan di Shopee atau wa.me/+628563693116

Bacalah Buku Ini Sebelum Kamu Menyerah

Buku yang ditulis oleh Ari Wijayanti ini akan bisa diprapesan setelah tanggal 2 April 2022.

Di dalam buku ini akan dibahas sejumlah hal mengapa masalah ada dalam hidup, selain itu buku ini juga akan menjadi sangat interaktif. Yakin mau menyerah? Tunggu kedatangan buku ini. Buku motivasi yang bisa kalian pesan di Shopee, Tokopedia, di blog, dan sejumlah jaringan penulis pemeral.

KEGIATAN KELAS XI SEMESTER GENAP

Coba kamu baca cerpen berjudul “Perihal Orang Miskin yang Bahagia” berikut ini dan lakukan hal-hal berikut ini.

  1. Temukan kutipan/qoutes yang menurutmu keren. Apa sih kutipan itu, kutipan adalah kata-kata yang tersusun membentuk sebuah opini yang keren. Biasanya sih pendek-pendek. Contoh:

Adalah hak setiap orang untuk jatuh cinta, tapi tak setiap orang berhak memiliki. [Novel Awanama]

2. Posting di instagram/fb/twitter. Akan sangat bagus jika kamu beri gambar ya. Ohya, jangan lupa tag @pemeral.edukreatif ya. Lalu di caption beri tagar #tugasbinaxi untuk mempermudah kami dalam menelusuri tugas kamu. Kami beri nilai tambah untuk peserta yang memposting ini. Tapi ini tidak wajib. Jika kamu tidak memiliki medsos, tidak apa-apa cukup pasang di story Whatsappmu aja dan beri tahu saya. Jangan lupa tetap mencantumkan tagar #tugasbinaxii

3. Benar-benar dipahami ya cerpen di bawah ini. Nanti selama satu minggu, akan ada WA di grup secara acak untuk saya tanyakan. Jika kamu mampu menajwab pertanyaan saya, kamu dapat nilai tambah yang cukup banyak. Kamu bisa cek di sini untuk mengecek perkembangan nilai kamu.

Oke, siap…kamu baca cerpen berikut ya.

Perihal Orang Miskin yang Bahagia

Cerpen Agus Noor

1.

“AKU sudah resmi jadi orang miskin,” katanya, sambil memperlihatkan Kartu Tanda Miskin, yang baru diperolehnya dari kelurahan. “Lega rasanya, karena setelah bertahun-tahun hidup miskin, akhirnya mendapat pengakuan juga.” Kartu Tanda Miskin itu masih bersih, licin, dan mengkilat karena dilaminating. Dengan perasaan bahagia ia menyimpan kartu itu di dom petnya yang lecek dan kosong.

“Nanti, bila aku pingin berbelanja, aku tinggal menggeseknya.”

2.

Diam-diam aku suka mengintip rumah orang mis kin itu. Ia sering duduk melamun, sementara anak-anaknya yang dekil bermain riang me nahan lapar. “Kelak, mereka pasti akan men jadi orang miskin yang baik dan sukses,” gumamnya.

Suatu sore, aku melihat orang miskin itu me nik mati teh pahit bersama istrinya. Kudengar orang miskin itu berkata mesra, “Ceritakan ki sah paling lucu dalam hidup kita….”

“Ialah ketika aku dan anak-anak begitu kelaparan, lalu menyembelihmu,” jawab istrinya.

Mereka pun tertawa.

Aku selalu iri menyaksikan kebahagiaan mereka.

3.

Orang miskin itu dikenal ulet. Ia mau bekerja serabutan apa saja. Jadi tukang becak, kuli angkut, buruh bangunan, pemulung, tukang parkir. Pendeknya, siang malam ia membanting tulang, tapi alhamdulillah tetap miskin juga. “Barangkali aku memang turun-temurun dikutuk jadi orang miskin,”ujarnya, tiap kali ingat ayahnya yang miskin, kakeknya yang miskin, juga si mbah buyutnya yang miskin.

Ia pernah mendatangi dukun, berharap bisa mengubah garis buruk tangannya. “Kamu memang punya bakat jadi orang miskin,” kata dukun itu. “Mestinya kamu bersyukur, karena tidak setiap orang punya bakat miskin seperti kamu.” Kudengar, sejak itulah, orang miskin itu berusaha konsisten miskin.

4.

Pernah, dengan malu-malu, ia berbisik pada ku. “Kadang bosan juga aku jadi orang miskin. Aku pernah berniat memelihara tuyul atau babi ngepet. Aku pernah juga hendak jadi pelawak, agar sukses dan kaya,” katanya. “Kamu tahu kan, tak perlu lucu jadi pelawak. Cukup bermodal tampang bego dan mau dihina-hina.”

“Lalu kenapa kau tak jadi pelawak saja?”

Ia mendadak terlihat sedih, lalu bercerita, “Aku kenal orang miskin yang jadi pelawak. Ber tahun-tahun ia jadi pelawak, tapi tak pernah ada yang tersenyum menyaksikannnya di panggung. Baru ketika ia mati, semua orang tertawa.”

5.

Orang miskin itu pernah kerja jadi badut. Kos tumnya rombeng, dan menyedihkan. Setiap meng hibur di acara ulang tahun, anak-anak yang menyaksikan atraksinya selalu menangis ketakutan.

“Barangkali kemiskinan memang bukan hi buran yang menyenangkan buat anakanak,” ujarnya membela diri, ketika akhirnya ia dipecat jadi badut.

Kadang-kadang, ketika merasa sedih dan la par, orang miskin itu suka mengibur diri di depan kaca dengan gerakan-gerakan badut paling lucu yang tak pernah bisa membuatnya tertawa.

6.

Orang miskin itu akrab sekali dengan lapar. Se tiap kali lapar berkunjung, orang miskin itu selalu mengajaknya berkelakar untuk sekadar me lupakan penderitaan. Atau, seringkali, orang mis kin itu mengajak lapar bermain teka-teki, untu k menghibur diri. Ada satu teka-teki yang selalu diulang-ulang setiap kali lapar da tang ber tandang.

“Hiburan apa yang paling menyenangkan ketika lapar?” Dan orang miskin itu 

akan menja wabnya sendiri, “Musik keroncongan.”

Dan lapar akan terpingkal-pingkal, sambil menggelitiki perutnya.

7.

Yang menyenangkan, orang miskin itu memang suka melucu. Ia kerap menceritakan kisah orang miskin yang sukses, kepadaku. “Aku punya kolega orang miskin yang aku kagumi,” katanya. “Dia merintis karier jadi pengemis untuk membesarkan empat anaknya. Sekarang satu anaknya di ITB, satu di UI, satu di UGM, dan satunya lagi di Undip.” “Wah, hebat banget!” ujarku. “Semua kuliah, ya?” “Tidak. Semua jadi pengemis di kampus itu.”

8.

Orang miskin itu sendiri punya tiga anak yang ma sih kecil-kecil. Paling tua berumur 8 tahun, dan bungsunya belum genap 6 tahun. “Aku ingin mereka juga menjadi orang miskin yang baik dan benar sesuai ketentuan undang-undang. Setidaknya bisa mengamalkan kemiskinan mereka se cara adil dan beradab berdasarkan Pan casila dan UUD 45,” begitu ia sering berkata, yang kedengaran seperti bercanda. “Itulah sebabnya aku tak ingin mereka jadi pengemis!” Tapi, seringkali kuperhatikan ia begitu bahagia, ketika anak-anaknya memberinya recehan. Hasil dari mengemis.

9.

Pernah suatu malam kami nongkrong di wa rung pinggir kali. Bila lagi punya uang hasil anak-anaknya mengemis, ia memang suka memanjakan diri menikmati kopi.  “Orang miskin per lu juga sesekali nyantai, kan? Lagi pula, be gitulah nikmatnya jadi orang miskin. Punya ba nyak waktu buat leha-leha. Makanya, sekali-kali, cobalah jadi orang miskin,” ujarnya, sam bil menepuk-nepuk pundakku. “Kalau kamu miskin, kamu akan punya cukup tabungan pen deritaan, yang bisa digunakan  untuk membia yaimu sepanjang hidup. Kamu bakalan punya cadangan kesedihan yang melimpah. Jadi kamu nggak kaget kalau susah.” Kemudian pelan-pe lan ia menyeruput kopinya penuh kenikmatan.

Saat-saat seperti itulah, diam-diam, aku suka mengamati wajahnya.

10.

Wajah orang miskin itu mengingatkanku pada wajah yang selalu muncul setiap kali aku berkaca. Dalam cermin itu kadang ia menggodaku dengan gaya badut paling lucu yang tak pernah membuatku tertawa. Bahkan, setiap kali ia meniru gerakanku, aku selalu pura-pura tak melihatnya.

Pernah, suatu malam, aku melihat bayangan orang miskin itu keluar dari dalam cermin, ber jalan mondar-mandir, batuk-batuk kecil minta diperhatikan. Ketika aku terus diam saja, kulihat ia kembali masuk dengan wajah kecewa.

Sejak itu, bila aku berkaca, aku kerap melihat nya tengah berusaha menyembunyikan isak ta ngisnya.

11.

Ada saat-saat di mana kuperhatikan wajah orang miskin itu diliputi kesedihan. “Jangan sa lah paham,” katanya. “Aku sedih bukan ka rena aku miskin. Aku sedih karena banyak se kali orang yang malu mengakui miskin. Banyak sekali orang bertambah miskin karena selalu berusaha agar tidak tampak miskin.” Entah kenapa, saat itu mendadak aku merasa ki kuk dengan penampilanku yang perlente. Se jak itu pula aku jadi tak terlalu suka berkaca.

12.

Bila lagi sedih orang miskin itu suka datang ke pengajian. Tuhan memang bisa menjadi hiburan menyenangkan buat orang yang lagi kesusahan, katanya. Ia akan terkantuk-kantuk sepanjang ceramah, tapi langsung semangat begitu makanan dibagikan.

13.

Ada lagi satu cerita, yang suka diulangnya padaku:

Suatu malam ada seorang pencuri menyatroni rumah orang miskin. Mengetahui hal itu, si miskin segera sembunyi. Tapi pencuri itu memergoki dan membentaknya, “Kenapa kamu sembunyi?” Dengan ketakutan si orang miskin menjawab, “Aku malu, karena aku tak punya apa pun yang bisa kamu curi.”

Ia mendengar kisah itu dalam sebuah pengajian. “Kisah itu selalu membuatku punya alasan untuk bahagia jadi orang miskin,” begitu ia selalu mengakhiri cerita. 14.

Orang miskin itu pernah ditangkap polisi. Saat itu, di kampung memang terjadi beberapa kali pencurian, dan sudah sepatutnyalah orang miskin itu dicurigai. Ia diinterogasi dan digebugi. Dua hari kemudian baru dibebaskan. Kabarnya ia diberi uang agar tak menuntut. Berminggu-minggu wajahnya bonyok dan memar. “Begitulah enaknya jadi orang miskin,” katanya. “Di tu duh mencuri, dipukuli, dan dikasih duit!”

Sejak itu, setiap kali ada yang kecurian, orang miskin itu selalu mengakui kalau ia pelakunya. De ngan harapan ia kembali dipukuli.

15.

Banyak orang berkerumun sore itu. “Ada yang mati,” kata seseorang. Kukira orang miskin itu te was dipukuli. Ternyata bukan. “Itu perempuan yang kemarin baru melahirkan.

[…]

16.

[…]

“Tak gampang memang jadi orang miskin,” ujar orang miskin itu. “Hanya orang miskin ga dungan yang mau mati bunuh diri. Untunglah, sekarang saya sudah resmi jadi orang miskin,” ujarnya sembari menepuk-nepuk dompet di pantat teposnya, di mana Kartu Tanda Miskin itu dirawatnya. “Ini bukti kalau aku orang miskin sejati.”

17.

Orang miskin punya ponsel itu biasa. Hanya orang-orang miskin yang ketinggalan zaman sa ja yang tak mau berponsel. Tapi aku tetap sa ja kaget ketika orang miskin itu muncul di ru mahku sambil menenteng telepon genggam.

“Orang yang sudah resmi miskin seperti aku, boleh dong bergaya!” katanya dengan gagah. Lalu ia sibuk memencet-mencet ponselnya, menelepon ke sana kemari dengan suara yang sengaja dikeras-keraskan, “Ya, hallo, apa kabar? Bagaimana bisnis kita? Halooo….”

Padahal ponsel itu tak ada pulsanya.

18.

Ia juga punya kartu nama sekarang. Di kartu na ma itu bertengger dengan gagah namanya, tem pat tinggal, dan jabatannya: Orang Miskin.

19.

Ia memang jadi kelihatan keren sebagai orang mis kin. Ia suka keliling kampung, menenteng pon sel, sambil bersiul entah lagu apa. “Sekarang anak-anakku tak perlu lagi repot-repot mengemis dengan tampang dimelas-melaskan,” ka           tanya. “Buat apa? Toh sekarang kami sudah nya man jadi orang miskin. Tak sembarang orang bisa punya Kartu Tanda Miskin seperti ini.”

Ia mengajakku merayakan peresmian kemiskinannya. Dibawanya aku ke warung yang biasa dihutanginya. Semangkuk soto, ayam goreng, sam bal terasi dan nasi—yang tambah sampai tiga kali—disantapnya dengan lahap. Sementa ra aku hanya memandanginya.

“Terima kasih telah mau merayakan kemiskinanku,” katanya. “Karena aku telah benar-benar resmi jadi orang miskin, sudah sepantasnya kalau kamu yang membayar semuanya.” Sambil bersiul ia segera pergi.

20.

Ketika tubuhnya digerogoti penyakit, dengan enteng orang miskin itu melenggang ke rumah sakit. Ia menyerahkan Kartu Tanda Miskin pada suster jaga. Karena banyak bangsal kosong, suster itu menyuruhnya menunggu di lorong. “Begitulah enaknya jadi orang miskin,” batinnya, “dapat fasilitas gratis tidur di lantai.” Dan orang miskin itu dibiarkan menunggu berhari-hari.

Setelah tanpa pernah diperiksa dokter, ia disuruh pulang. “Anda sudah sumbuh,” kata pe rawat, lalu memberinya obat murahan.

Orang miskin itu pulang dengan riang. Kini tak akan pernah lagi takut pada sakit. Saat anak-anaknya tak pernah sakit, ia jadi kecewa. “Apa gunanya kita punya Kartu Tanda Miskin kalau kamu tak pernah sakit? Tak baik orang miskin selalu sehat.” Mendengar itu, mata istrinya berkaca-kaca.

21.

Beruntung sekali orang miskin itu punya istri yang tabah, kata orang-orang. Kalau tidak, perempuan itu pasti sudah lama bunuh diri. Atau memilih jadi pelacur ketimbang terus hidup dengan orang miskin seperti itu.

Tak ada yang tahu, diam-diam perempuan itu sering menyelinap masuk ke rumahku. Sekadar untuk uang lima ribu.

22.

Suatu sore yang cerah, aku melihat orang mis kin itu mengajak anak istrinya pergi berbelanja ke mal. Benar-benar keluarga miskin yang sa kinah, batinku. Ia memborong apa saja sebanyak-banyaknya. Anak-anaknya terlihat begitu gembira.

“Akhirnya kita juga bisa seperti mereka,” bi sik orang miskin itu pada istrinya, sambil me nunjuk orang-orang yang sedang antre memba yar dengan kartu kredit.

Di kasir, orang mis kin itu pun segera mengeluarkan Kartu Tan da Miskin miliknya, “Ini kartu kredit saya.”

Tentu saja, petugas keamanan langsung mengusirnya.

23.

Ia tenang anak-anaknya tak bisa sekolah. “Buat apa mereka sekolah? Entar malah jadi kaya,” katanya. “Kalau mereka tetap miskin, malah banyak gunanya, kan? Biar ada yang terus berdesak-desakan dan saling injak setiap kali ada pembagian beras dan sumbangan. Biar ada yang terus bisa ditipu setiap menjelang pemilu. Kau tahu, itulah sebabnya, kenapa di negeri ini orang miskin terus dikembangbiakkan dan dibudidayakan.”

Aku diam mendengar omongan itu. Uang dalam amplop yang tadinya mau aku berikan, pelan-pelan kuselipkan kembali ke dalam saku.

24.

Takdir memang selalu punya cara yang tak terduga agar selalu tampak mengejutkan. Tanpa firasat apa-apa, orang miskin itu mendadak mati. Anakanaknya hanya bengong memandangi mayatnya yang terbujur menyedihkan di ranjang. Sementara istrinya terus menangis, bukan karena sedih, tapi karena bingung mesti beli kain kafan, nisan, sampai harus bayar lunas kuburan.

Seharian perempuan itu pontang-panting cari utangan, tetapi tetap saja uangnya tak cukup buat biaya pemakaman. “Bagaimana, mau dikubur tidak?” Para pelayat yang sudah lama menunggu mulai menggerutu.

Karena merasa hanya bikin susah dan merepotkan, maka orang miskin itu pun memutuskan untuk hidup kembali.

25.

Sejak peristiwa itu, kuperhatikan, ia jadi sering murung. Mungkin karena banyak orang yang kini selalu mengolok-oloknya.

[…]

Orang-orang pun tertawa ngakak.

26.

Nasib buruk kadang memang kurang ajar. Suatu hari, orang miskin itu berubah jadi anjing. Itulah hari paling membahagiakan dalam hidupnya. Anak istrinya yang kelaparan segera menyembelihnya. (*)

 Jakarta-Singapura, 2009 (Jawa Pos, 31 Januari 2010)

Apakah ini Akhir dari Isuzu Panther?

Kini, beli solar harus dimintai nomor hp dan dicatat plat nomor, apakah ini pertanda bahwa Panther akan tersisih dan harganya jatuh? Apalagi ada isu EURO 4 yang akan menggeser Isuzu Panther masuk ke jajaran mobil yang tak layak edar. Benarkah demikian? Mari kita cek informasinya.

Awalnya saya sempat GR (baca: Gede Rasa alias kepedean) apakah si mbaknya tahu kalau saya penulis buku dan kebetulan ia salah satu pembaca saya. Ternyata bukan. Ia meminta nomor hp saya disertai dengan nopol kendaraan karena pendataan untuk pembelian solar subsidi. Jadi, untuk kendaraan pribadi dibatasi hanya sekitar 50 liter per hari (atau 80 liter, saya lupa).

Ini adalah salah satu langkah digitalisasi untuk mengecek distribusi BBM jenis subsidi. Menurut detik finance, mengutip Direktur Pemasaran Regional PT Pertamina Patra Niaga, Jumali, ini adalah langkah untuk memonitoring. “Bagaimana cara monitoring siapa yang beli solar akan dicatat nopol-nya, sehingga akan ketahuan si A beli berapa, di mana, kapan, sebelum ada sistem ini tidak ada yang tahu, tidak ada alat yang bisa monitor,”

Di sumber lain, Direktur Pemasaran Ritail Pertamina Mas’ud Khamid mengatakan, perkembangan proses digitalisasi‎ SPBU telah menyelesaikan tahap pemasangan sensor pada tangki timbun pada 5.518 SPBU. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan Electric Data Center (EDC) sebanyak 22 ribu unit yang saat ini sudah terealisasi sebanyak 1.400 unit. (Liputan 6)

Fungsinya ini, adalah untuk meminimalisasi penimbunan solar. Bahkan pihak pusat bisa memantau solar subsidi di SPBU tertentu habis berapa dan terdistribusi kemana.

Nah, terkait isu EURO 4, memang benar adanya. Namun, karena pandemi, EURO 4 harus ditunda. Menurut Tempo, akibat pandemi virus corona atau Covid-19, penerapan wajib emisi Euro 4 terpaksa ditunda hingga April 2022. Penundaan itu tertuang dalam surat yang diterbitkan oleh KLHK No S 786/MENLHK-PPKL/SET/PKL.3/5/2020 tertanggal 20 Mei 2020.

Dengan mundur satu tahun, artinya Panther masih ada napas. Siapa tahu kebijakan Euro 4 untuk kendaraan diesel tidak jadi lagi pada 2022, sehingga Panther masih akan tetap ada,” ujarnya dalam diskusi daring, pekan lalu.

Menurutnya, selama masih ada kesempatan, IAMI akan terus memasarkan mobil yang pernah ditahbiskan sebagai ‘raja diesel’ tersebut. Adapun Panther diketahui masih menggunakan mesin berstandar Euro 2

Nah, kesimpulannya. Panther tetap raja diesel. Tetap berada di jalanan. Toh, setiap kali berangkat kerja dengan jarak 80km hanya habis Rp25.000. jadi, jangan pesimis. Lanjut terus panther mania. Sebagaimana kata Gus Baha, “Saya sebagaimana manusia sering susah, tapi saya paksa, susah itu saya hilangkan. Karena kalau saya rasakan susah terus lama-lama saya tidak ridho qodo dan qodar. Saya paksa senang. Sampai sekarang saya tidak bisa susah”.

Allohualam.

Buku: Berasyik-asyik Dahulu Bersenang-senang Kemudian

Sumber Pranala:
https://finance.detik.com/energi/d-5285703/mau-beli-solar-subsidi-awas-pelat-kendaraannya-kini-dicatat/1

https://www.liputan6.com/bisnis/read/4044009/mulai-2020-identitas-pembeli-bbm-di-spbu-pertamina-akan-terdata

https://otomotif.tempo.co/read/1359702/euro-4-untuk-diesel-ditunda-penjualan-isuzu-panther-dilanjutkan

CARA MEMBUAT SURAT LAMARAN KERJA MENGGUNAKAN CANVA VIA APLIKASI DI PONSEL

Ada beberapa cara membuat surat lamaran kerja. Nah, kali ini, kalian akan kami ajarkan bagaimana cara membuat surat lamaran kerja dengan menggunakan aplikasi CANVA.

A. CANVA VIA PONSEL

Tentu saja kamu bisa mengunduhnya secara gratis via ponsel kamu melalui aplikasi Google Play Store ya. Pertama, masuk ke Google Play Store lalu pilih Canva. Kedua, kamu bisa melakukan intstalasi/pemasangan dan registrasi. Ketiga, kamu bisa berlatih menggunakannya [nanti kita akan kita bahas detailnya dipertemuan minggu depan]. Setelah materi selesai. kalian bisa uninstall/copot aplikasi dari ponselmu dan manfaatkan lagi jika kelak kamu membutuhkan.

Tampilan canva saat pertama kali masuk.

Biasanya kamu disuruh mendaftar dulu menggunakan akun fb/google/daftar secara manual. Selanjutnya kamu akan dibawa ke tampilan seperti berikut ini.

Tampilan Canva setelah kamu berhasil masuk

Di bawah tulisan MAU DESAIN APA? kamu pilih DOKUMEN A4. Dari situ, kamu nanti juga akan menemukan banyak TEMPLATE atau desain awal untuk membuat desain. Setelah memilih DOKUMEN A4 tampilannya akan seperti di bawah ini.

Tampilan Cnava setelah kamu memilih DOKKUMEN A4

Hampir selesai deh. Dan, itulah yang disebut dengan TEMPLATE. Selanjutnya, kamu cukup pilih salah satu TEMPLATE atau desain awal yang ditawarkan oleh Canva. Pilih yang membuatmu tertarik, mungkin: warnanya, jenis tulisannya, atau apapun yang membuatmu tertarik. Jangn lupa pilih yang ada tulisannya FREE alias GRATIS ya? Setelah kamu klik salah satu, kamu nanti akan menemukan desain seperti di bawah ini:

Tampilan setelah kamu memilih salah satu TEMPLATE

Taraaa…sekarang kamu tinggal gonta ganti aja. Buang atau tambahi. Menunya di bawah TEMPLATE ya. Di sana ada SUNTING, HAPUS, DUPLIKAT, dsb. Sekarang, tinggal mengasah keterampilanmu aja membuat desainnya. Ini nih contoh desain-desain tentang surat lamaran kerja dan CV

Nah, kalian sudah paham kan. Yuk dipraktikkan. Atau, kamu ingin tur atau melihat-lihat materi kelas XII? KLIK DI SINI>>>

Kelas Heutagogi Angkatan Kedua

Kelas Heutagogi adalah kelas yang diadakan oleh Pemeral.Edukreatif

Berikut ini adalah beberapa materi yang dilaksanakan pada tanggal 28 Februari 2021 s.d. 7 Maret 2021

Blog sedang dalam perbaikan

PROSA

Prosa itu adalah sebuah karya sastra yang berisi cerita-cerita. Misalnya novel atau cerpen. Nah, kita akan mempelajarinya di sini ya.

PERTEMUAN PERTAMA

PERTEMUAN KEDUA

KEGIATAN SATU

Coba kamu baca cerpen berjudul “Perihal Orang Miskin yang Bahagia” berikut ini dan lakukan hal-hal berikut ini.

  1. Temukan kutipan/qoutes yang menurutmu keren. Apa sih kutipan itu, kutipan adalah kata-kata yang tersusun membentuk sebuah opini yang keren. Biasanya sih pendek-pendek. Contoh:

Adalah hak setiap orang untuk jatuh cinta, tapi tak setiap orang berhak memiliki. [Novel Awanama]

2. Posting di instagram/fb/twitter. Akan sangat bagus jika kamu beri gambar ya. Ohya, jangan lupa tag @pemeral.edukreatif ya. Lalu di caption beri tagar #tugasbinaxi untuk mempermudah kami dalam menelusuri tugas kamu. Kami beri nilai tambah untuk peserta yang memposting ini. Tapi ini tidak wajib. Jika kamu tidak memiliki medsos, tidak apa-apa cukup pasang di story Whatsappmu aja dan beri tahu saya. Jangan lupa tetap mencantumkan tagar #tugasbinaxii

3. Benar-benar dipahami ya cerpen di bawah ini. Nanti selama satu minggu, akan ada WA di grup secara acak untuk saya tanyakan. Jika kamu mampu menajwab pertanyaan saya, kamu dapat nilai tambah yang cukup banyak. Kamu bisa cek di sini untuk mengecek perkembangan nilai kamu.

Oke, siap…kamu baca cerpen berikut ya.

Perihal Orang Miskin yang Bahagia

Cerpen Agus Noor

1.

“AKU sudah resmi jadi orang miskin,” katanya, sambil memperlihatkan Kartu Tanda Miskin, yang baru diperolehnya dari kelurahan. “Lega rasanya, karena setelah bertahun-tahun hidup miskin, akhirnya mendapat pengakuan juga.” Kartu Tanda Miskin itu masih bersih, licin, dan mengkilat karena dilaminating. Dengan perasaan bahagia ia menyimpan kartu itu di dom petnya yang lecek dan kosong.

“Nanti, bila aku pingin berbelanja, aku tinggal menggeseknya.”

2.

Diam-diam aku suka mengintip rumah orang mis kin itu. Ia sering duduk melamun, sementara anak-anaknya yang dekil bermain riang me nahan lapar. “Kelak, mereka pasti akan men jadi orang miskin yang baik dan sukses,” gumamnya.

Suatu sore, aku melihat orang miskin itu me nik mati teh pahit bersama istrinya. Kudengar orang miskin itu berkata mesra, “Ceritakan ki sah paling lucu dalam hidup kita….”

“Ialah ketika aku dan anak-anak begitu kelaparan, lalu menyembelihmu,” jawab istrinya.

Mereka pun tertawa.

Aku selalu iri menyaksikan kebahagiaan mereka.

3.

Orang miskin itu dikenal ulet. Ia mau bekerja serabutan apa saja. Jadi tukang becak, kuli angkut, buruh bangunan, pemulung, tukang parkir. Pendeknya, siang malam ia membanting tulang, tapi alhamdulillah tetap miskin juga. “Barangkali aku memang turun-temurun dikutuk jadi orang miskin,”ujarnya, tiap kali ingat ayahnya yang miskin, kakeknya yang miskin, juga si mbah buyutnya yang miskin.

Ia pernah mendatangi dukun, berharap bisa mengubah garis buruk tangannya. “Kamu memang punya bakat jadi orang miskin,” kata dukun itu. “Mestinya kamu bersyukur, karena tidak setiap orang punya bakat miskin seperti kamu.” Kudengar, sejak itulah, orang miskin itu berusaha konsisten miskin.

4.

Pernah, dengan malu-malu, ia berbisik pada ku. “Kadang bosan juga aku jadi orang miskin. Aku pernah berniat memelihara tuyul atau babi ngepet. Aku pernah juga hendak jadi pelawak, agar sukses dan kaya,” katanya. “Kamu tahu kan, tak perlu lucu jadi pelawak. Cukup bermodal tampang bego dan mau dihina-hina.”

“Lalu kenapa kau tak jadi pelawak saja?”

Ia mendadak terlihat sedih, lalu bercerita, “Aku kenal orang miskin yang jadi pelawak. Ber tahun-tahun ia jadi pelawak, tapi tak pernah ada yang tersenyum menyaksikannnya di panggung. Baru ketika ia mati, semua orang tertawa.”

5.

Orang miskin itu pernah kerja jadi badut. Kos tumnya rombeng, dan menyedihkan. Setiap meng hibur di acara ulang tahun, anak-anak yang menyaksikan atraksinya selalu menangis ketakutan.

“Barangkali kemiskinan memang bukan hi buran yang menyenangkan buat anakanak,” ujarnya membela diri, ketika akhirnya ia dipecat jadi badut.

Kadang-kadang, ketika merasa sedih dan la par, orang miskin itu suka mengibur diri di depan kaca dengan gerakan-gerakan badut paling lucu yang tak pernah bisa membuatnya tertawa.

6.

Orang miskin itu akrab sekali dengan lapar. Se tiap kali lapar berkunjung, orang miskin itu selalu mengajaknya berkelakar untuk sekadar me lupakan penderitaan. Atau, seringkali, orang mis kin itu mengajak lapar bermain teka-teki, untu k menghibur diri. Ada satu teka-teki yang selalu diulang-ulang setiap kali lapar da tang ber tandang.

“Hiburan apa yang paling menyenangkan ketika lapar?” Dan orang miskin itu 

akan menja wabnya sendiri, “Musik keroncongan.”

Dan lapar akan terpingkal-pingkal, sambil menggelitiki perutnya.

7.

Yang menyenangkan, orang miskin itu memang suka melucu. Ia kerap menceritakan kisah orang miskin yang sukses, kepadaku. “Aku punya kolega orang miskin yang aku kagumi,” katanya. “Dia merintis karier jadi pengemis untuk membesarkan empat anaknya. Sekarang satu anaknya di ITB, satu di UI, satu di UGM, dan satunya lagi di Undip.” “Wah, hebat banget!” ujarku. “Semua kuliah, ya?” “Tidak. Semua jadi pengemis di kampus itu.”

8.

Orang miskin itu sendiri punya tiga anak yang ma sih kecil-kecil. Paling tua berumur 8 tahun, dan bungsunya belum genap 6 tahun. “Aku ingin mereka juga menjadi orang miskin yang baik dan benar sesuai ketentuan undang-undang. Setidaknya bisa mengamalkan kemiskinan mereka se cara adil dan beradab berdasarkan Pan casila dan UUD 45,” begitu ia sering berkata, yang kedengaran seperti bercanda. “Itulah sebabnya aku tak ingin mereka jadi pengemis!” Tapi, seringkali kuperhatikan ia begitu bahagia, ketika anak-anaknya memberinya recehan. Hasil dari mengemis.

9.

Pernah suatu malam kami nongkrong di wa rung pinggir kali. Bila lagi punya uang hasil anak-anaknya mengemis, ia memang suka memanjakan diri menikmati kopi.  “Orang miskin per lu juga sesekali nyantai, kan? Lagi pula, be gitulah nikmatnya jadi orang miskin. Punya ba nyak waktu buat leha-leha. Makanya, sekali-kali, cobalah jadi orang miskin,” ujarnya, sam bil menepuk-nepuk pundakku. “Kalau kamu miskin, kamu akan punya cukup tabungan pen deritaan, yang bisa digunakan  untuk membia yaimu sepanjang hidup. Kamu bakalan punya cadangan kesedihan yang melimpah. Jadi kamu nggak kaget kalau susah.” Kemudian pelan-pe lan ia menyeruput kopinya penuh kenikmatan.

Saat-saat seperti itulah, diam-diam, aku suka mengamati wajahnya.

10.

Wajah orang miskin itu mengingatkanku pada wajah yang selalu muncul setiap kali aku berkaca. Dalam cermin itu kadang ia menggodaku dengan gaya badut paling lucu yang tak pernah membuatku tertawa. Bahkan, setiap kali ia meniru gerakanku, aku selalu pura-pura tak melihatnya.

Pernah, suatu malam, aku melihat bayangan orang miskin itu keluar dari dalam cermin, ber jalan mondar-mandir, batuk-batuk kecil minta diperhatikan. Ketika aku terus diam saja, kulihat ia kembali masuk dengan wajah kecewa.

Sejak itu, bila aku berkaca, aku kerap melihat nya tengah berusaha menyembunyikan isak ta ngisnya.

11.

Ada saat-saat di mana kuperhatikan wajah orang miskin itu diliputi kesedihan. “Jangan sa lah paham,” katanya. “Aku sedih bukan ka rena aku miskin. Aku sedih karena banyak se kali orang yang malu mengakui miskin. Banyak sekali orang bertambah miskin karena selalu berusaha agar tidak tampak miskin.” Entah kenapa, saat itu mendadak aku merasa ki kuk dengan penampilanku yang perlente. Se jak itu pula aku jadi tak terlalu suka berkaca.

12.

Bila lagi sedih orang miskin itu suka datang ke pengajian. Tuhan memang bisa menjadi hiburan menyenangkan buat orang yang lagi kesusahan, katanya. Ia akan terkantuk-kantuk sepanjang ceramah, tapi langsung semangat begitu makanan dibagikan.

13.

Ada lagi satu cerita, yang suka diulangnya padaku:

Suatu malam ada seorang pencuri menyatroni rumah orang miskin. Mengetahui hal itu, si miskin segera sembunyi. Tapi pencuri itu memergoki dan membentaknya, “Kenapa kamu sembunyi?” Dengan ketakutan si orang miskin menjawab, “Aku malu, karena aku tak punya apa pun yang bisa kamu curi.”

Ia mendengar kisah itu dalam sebuah pengajian. “Kisah itu selalu membuatku punya alasan untuk bahagia jadi orang miskin,” begitu ia selalu mengakhiri cerita. 14.

Orang miskin itu pernah ditangkap polisi. Saat itu, di kampung memang terjadi beberapa kali pencurian, dan sudah sepatutnyalah orang miskin itu dicurigai. Ia diinterogasi dan digebugi. Dua hari kemudian baru dibebaskan. Kabarnya ia diberi uang agar tak menuntut. Berminggu-minggu wajahnya bonyok dan memar. “Begitulah enaknya jadi orang miskin,” katanya. “Di tu duh mencuri, dipukuli, dan dikasih duit!”

Sejak itu, setiap kali ada yang kecurian, orang miskin itu selalu mengakui kalau ia pelakunya. De ngan harapan ia kembali dipukuli.

15.

Banyak orang berkerumun sore itu. “Ada yang mati,” kata seseorang. Kukira orang miskin itu te was dipukuli. Ternyata bukan. “Itu perempuan yang kemarin baru melahirkan.

[…]

16.

[…]

“Tak gampang memang jadi orang miskin,” ujar orang miskin itu. “Hanya orang miskin ga dungan yang mau mati bunuh diri. Untunglah, sekarang saya sudah resmi jadi orang miskin,” ujarnya sembari menepuk-nepuk dompet di pantat teposnya, di mana Kartu Tanda Miskin itu dirawatnya. “Ini bukti kalau aku orang miskin sejati.”

17.

Orang miskin punya ponsel itu biasa. Hanya orang-orang miskin yang ketinggalan zaman sa ja yang tak mau berponsel. Tapi aku tetap sa ja kaget ketika orang miskin itu muncul di ru mahku sambil menenteng telepon genggam.

“Orang yang sudah resmi miskin seperti aku, boleh dong bergaya!” katanya dengan gagah. Lalu ia sibuk memencet-mencet ponselnya, menelepon ke sana kemari dengan suara yang sengaja dikeras-keraskan, “Ya, hallo, apa kabar? Bagaimana bisnis kita? Halooo….”

Padahal ponsel itu tak ada pulsanya.

18.

Ia juga punya kartu nama sekarang. Di kartu na ma itu bertengger dengan gagah namanya, tem pat tinggal, dan jabatannya: Orang Miskin.

19.

Ia memang jadi kelihatan keren sebagai orang mis kin. Ia suka keliling kampung, menenteng pon sel, sambil bersiul entah lagu apa. “Sekarang anak-anakku tak perlu lagi repot-repot mengemis dengan tampang dimelas-melaskan,” ka           tanya. “Buat apa? Toh sekarang kami sudah nya man jadi orang miskin. Tak sembarang orang bisa punya Kartu Tanda Miskin seperti ini.”

Ia mengajakku merayakan peresmian kemiskinannya. Dibawanya aku ke warung yang biasa dihutanginya. Semangkuk soto, ayam goreng, sam bal terasi dan nasi—yang tambah sampai tiga kali—disantapnya dengan lahap. Sementa ra aku hanya memandanginya.

“Terima kasih telah mau merayakan kemiskinanku,” katanya. “Karena aku telah benar-benar resmi jadi orang miskin, sudah sepantasnya kalau kamu yang membayar semuanya.” Sambil bersiul ia segera pergi.

20.

Ketika tubuhnya digerogoti penyakit, dengan enteng orang miskin itu melenggang ke rumah sakit. Ia menyerahkan Kartu Tanda Miskin pada suster jaga. Karena banyak bangsal kosong, suster itu menyuruhnya menunggu di lorong. “Begitulah enaknya jadi orang miskin,” batinnya, “dapat fasilitas gratis tidur di lantai.” Dan orang miskin itu dibiarkan menunggu berhari-hari.

Setelah tanpa pernah diperiksa dokter, ia disuruh pulang. “Anda sudah sumbuh,” kata pe rawat, lalu memberinya obat murahan.

Orang miskin itu pulang dengan riang. Kini tak akan pernah lagi takut pada sakit. Saat anak-anaknya tak pernah sakit, ia jadi kecewa. “Apa gunanya kita punya Kartu Tanda Miskin kalau kamu tak pernah sakit? Tak baik orang miskin selalu sehat.” Mendengar itu, mata istrinya berkaca-kaca.

21.

Beruntung sekali orang miskin itu punya istri yang tabah, kata orang-orang. Kalau tidak, perempuan itu pasti sudah lama bunuh diri. Atau memilih jadi pelacur ketimbang terus hidup dengan orang miskin seperti itu.

Tak ada yang tahu, diam-diam perempuan itu sering menyelinap masuk ke rumahku. Sekadar untuk uang lima ribu.

22.

Suatu sore yang cerah, aku melihat orang mis kin itu mengajak anak istrinya pergi berbelanja ke mal. Benar-benar keluarga miskin yang sa kinah, batinku. Ia memborong apa saja sebanyak-banyaknya. Anak-anaknya terlihat begitu gembira.

“Akhirnya kita juga bisa seperti mereka,” bi sik orang miskin itu pada istrinya, sambil me nunjuk orang-orang yang sedang antre memba yar dengan kartu kredit.

Di kasir, orang mis kin itu pun segera mengeluarkan Kartu Tan da Miskin miliknya, “Ini kartu kredit saya.”

Tentu saja, petugas keamanan langsung mengusirnya.

23.

Ia tenang anak-anaknya tak bisa sekolah. “Buat apa mereka sekolah? Entar malah jadi kaya,” katanya. “Kalau mereka tetap miskin, malah banyak gunanya, kan? Biar ada yang terus berdesak-desakan dan saling injak setiap kali ada pembagian beras dan sumbangan. Biar ada yang terus bisa ditipu setiap menjelang pemilu. Kau tahu, itulah sebabnya, kenapa di negeri ini orang miskin terus dikembangbiakkan dan dibudidayakan.”

Aku diam mendengar omongan itu. Uang dalam amplop yang tadinya mau aku berikan, pelan-pelan kuselipkan kembali ke dalam saku.

24.

Takdir memang selalu punya cara yang tak terduga agar selalu tampak mengejutkan. Tanpa firasat apa-apa, orang miskin itu mendadak mati. Anakanaknya hanya bengong memandangi mayatnya yang terbujur menyedihkan di ranjang. Sementara istrinya terus menangis, bukan karena sedih, tapi karena bingung mesti beli kain kafan, nisan, sampai harus bayar lunas kuburan.

Seharian perempuan itu pontang-panting cari utangan, tetapi tetap saja uangnya tak cukup buat biaya pemakaman. “Bagaimana, mau dikubur tidak?” Para pelayat yang sudah lama menunggu mulai menggerutu.

Karena merasa hanya bikin susah dan merepotkan, maka orang miskin itu pun memutuskan untuk hidup kembali.

25.

Sejak peristiwa itu, kuperhatikan, ia jadi sering murung. Mungkin karena banyak orang yang kini selalu mengolok-oloknya.

[…]

Orang-orang pun tertawa ngakak.

26.

Nasib buruk kadang memang kurang ajar. Suatu hari, orang miskin itu berubah jadi anjing. Itulah hari paling membahagiakan dalam hidupnya. Anak istrinya yang kelaparan segera menyembelihnya. (*)

 Jakarta-Singapura, 2009 (Jawa Pos, 31 Januari 2010)

PEMBELAJARAN KELAS X SEMESTER GENAP

PEMBELAJARAN JARAK JAUH KELAS X

LOKAKARYA PROGRAM LITERASI SEKOLAH SMP SE-KAB BLITAR H2

[1] Ragam Program Literasi 

[2] Laporan dan Laporan Program Literasi

Strategi Menang Lomba

[1] Menulis Karya Ilmiah

[2] Membuat Puisi

[3] Membuat Cerpen

[4] Menembus Media

[5] Menulis Buku

DAFTAR NILAI BAHASA JAWA SMPN 2 KANDAT

UJI COBA JURNAL ONLINE

Reviu Pra-Tes Kelas XI Materi Teks Prosedur Kompleks

Apa sih, pra tes itu? Pra artinya sebelum. Lawan katanya (sinonimnya) paska yaitu sesudah. Jadi sebelum tes, kita akan melaksanakan kegiatan reviu yang kita sebut pra-tes.

Lucu! 9 Meme Perbedaan Anak SMA vs SMK Ini Bikin Kamu Senyum-Senyum Sendiri

Siapa yang kangen sekolah?

Memang, tidak bisa dipungkiri anak-anak senang berada di sekolah itu karena ketemu banyak mantan eh teman. Baik, mari kita kembali ke jalan yang benar, yaitu soal materi kita.

Ingat baik-baik, apa yang akan kita bahas di sini sebenarnya adalah bocoran dari ujian tahap ke-2. Jadi, ingat dengan baik ya. Dicatat kalau perlu.

Materi pertama, yaitu:

Mengurutkan paragraf.

Jawaban yang tepat untuk soal di atas adalah….[Jika tulisan di atas kurang besar, kamu bisa gerakkan kedua jarimu di layar secara bersamaan]

Jawabannya adalah D. Jadi, kamu harus menemukan ide pokoknya terlebih dahulu ya. Kalau lupa apa itu ide pokok di bagian bawah materi ini, ada link untuk melihat IDE POKOK PARAGRAF.

Soal kedua tentang teks prosedur kompleks. Perhatikan contoh berikut ini.

Jawabannya adalah C. Menandatangani. Kamu tahu mengapa jawabannya C? Karena kalimat sebelumnya membicarakan urutan dari formulir. langkah yang tepat adalah menandatanganinya.

Materi kedua adalah jenis kalimat.

Jenis Kalimat

Masih ingat kan?

Baik, kita kembali ke jalan yang benar. Kita kembali ke soal jenis kalimat. Berikut contoh soalnya.

Manakah kalimat interogatif yang bersifat retoris adalah….

[1] Berapa harga laptop ini? atau [2] d. Mungkinkah orang yang mati bisa hidup lagi? Pikirkan itu!

Tentu saja nomor [2] jawabannya karena pertanyaan itu tidak perlu dijawab. Fungsinya hanya untuk menekankan sebuah maksud aja. Contoh lainnya kalimat retoris yang bermaksud menyindir seperti ini:

Itu mantan atau pahlawan kok selalu dikenang?

Materi ke-3….

Konjungsi Temporal

Apa sih konjungsi tempral itu? Konjungsi adalah kata penghubung. Temporal artinya waktu atau urutan. Jadi konjungsi temporal adalah kata penghubung yang berurutan. Misalnya, di dalam sebuah paragraf terdapat kata pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya.

Contoh:

Tiga langkah lupakan mantan. Pertama, kamu harus lebih banyak bergaul. kedua, sibukkan dengan aktivitas yang produktif misalnya ikut organisasi di sekitarmu yang membuatmu semakn produktif. Ketiga, banyak membantu orang tua.

Nah, jika dalam paragraf kamu menemukan urutan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya itu adalah konjungsi temporal. Mudahkan?

Penulisan Kata Baku dan Tidak Baku

Jadual itu salah yang benar adalah jadwal. Kwitansi itu salah, yang benar adalah kuitansi. Jomblo itu salah yang benar adalah jomlo. Sebenarnya baik jomblo atau jomlo yang jadi masalah adalah tetap kesepian ya heheheh.

Tidak juga kan? Banyak bergaul aja. Jomlo tapi bahagia lebih bersahaja daripada berpacaran tapi tak punya waktu buat teman.

Contoh kata baku yang lain adalah nasihat, apotek, sistem, praktik, dan antre. Sedangkan yang tidak baku adalah nasehat, apotik, sistim, praktek, dan antri.

Catat! dan ingat. Mantan aja diingat, ingat pelajarannya kapan?

Materi terakhir kita adalah ….

Penulisan di- yang Dipisah dan Dirankai Serta Penulisan Judul.

Paham kan? Ingat ya Jangan lupa dijamin banyak keluar di TES nanti. Jadi catat. Ohya, jika kamu mau tambahan nilai, cukup tulis namamu di kolom komentar beserta kelas. itu menandakan kamu sudah melihat ulasan ini. Lalu, cek nilaimu DI SINI>>>

Ohya, jika kamu ingin tahu soal IDE POKOK, jangan lupa KLIK DI SINI >>>

Reviu Materi Pra-tes ke-2

Selamat datang di REVIU MATERI PRA-TES KE-2. Apaan sih ini? ini adalah materi rangkuman materi pra-tes tahap ke-2. Pra itu artinya sebelum. Paska itu artinya sesudah.

Perhatikan gambar berikut.

Trus, hubungannya dengan materi reviu apa Bambang?

Abaikan aja. Mungkin admin yang nulis materi ini [yang membantu pak Lubis] lagi jomlo akut. Kata bahasa Indonesia yang baku adalah jomlo yang bukan jomblo. Tapi, baku atau tidak baku, bagimu jomlo tetap menyedihkan. Ndak papa. Jomlo asal bahagia, jomlo asal punya karya. Itu kata pak Lubis.

Oke gaes, kita bahas materi pertama kita. Ssst, ngomong-ngomong materi yang kamu baca ini akan 100% keluar di prates tahap ke-2 jadi jangan lupa catat ya!

Melengkapi paragraf rumpang

Melengkapi paragraf rumpang adalah melengkapi titik-titik di dalam paragraf. Jadi dengan melengkapi kalimat tersebut kamu bisa mendapatkan paragraf yang utuh. Kamu juga bisa mengatakan kalimat ini ke dia:

Kau adalah pengisi hatiku yang rumpang. Hadirmu menjadikan hatiku utuh.

Abaikan itu. Sekarang kita ke contoh soal kalimat rumpang.

Kebutuhan total pupuk urea di DIY tahun 2008 mencapai 82.621 ton. … Ini hanya memenuhi 78,67 persen kebutuhan para petani. Untuk menutupi kekurangan kebutuhan pupuk, disiapkan dana Rp 1 miliar. Kalimat yang tepat untuk melengkapi paragraf rumpang di atas adalah…

Jawaban yang tepat untuk mengisi hatiku eh paragraf rumpang di atas adalah…

A. Sehingga DIY mendapatkan 64.998 ton pupuk urea bersubsidi.

Atau?

B. Namun, DIY hanya mendapatkan 64.998 ton pupuk urea bersubsidi.

Betul jawabannya adalah B. Kuncinya ada di kata “namun” bukan “sehingga”. Kalimat pertama dan kedua bertentangan jadi kata yang digunakan adalah “namun”.

Contoh lainnya seperti ini:

Pengolahan biodiesel maupun gasohol tetap membutuhkan BBM. … Namun, harga biodiesel dan gasohol tetap lebih murah. Apalagi, biodiesel maupun gasohol adalah energi terbarukan. Kelebihan itu tidak seperti BBM yang semakin habis dieksploatasi dari perut bumi. Kalimat penjelas yang tepat untuk melengkapi paragraf rumpang di atas ialah …

Jawabannya adalah A. BBM tersebut digunakan untuk campuran biodesel maupun gasohol sebelum digunakan sebagai energi alternatif.

Paham? kalau tidak paham. kamu bisa WA pak Lubis atau tulis di kolom komentar.

Lanjuttttt. Sekarang ke materi kedua.

Kata Penghubung

Kata penghubung? Seperti ini nih.

Lima tahun lalu, tepatnya Juni 2004, boleh jadi merupakan babakan baru dalam dunia penerbangan internasional. Pasalnya, pada bulan dan tahun tersebut, pesawat Airbus A380 berkapasitas 555 penumpang mulai keluar dari hanggar perakitan Jean Luc Lagardere di Prancis bagian selatan. Kehadiran A380 tentu saja banyak dibicarakan orang. … saat itu pesawat baru saja diluncurkan, masyarakat dunia belum bisa menikmati kenyamanan terbang bersama Airbus A380.Kata penghubung yang tepat untuk melengkapi bagian rumpang paragraf di atas adalah …

Jawabannya adalah “karena”

Abaikan aja. Gambar ndak jelas itu. Yuk ke materi ketiga.

Surat Lamaran Kerja

Mimin kasih bocoran ya. Besok itu yang keluar di ujian adalah tentang alamat penulisan surat lamaran kerja.

Yth. Bapak Nabi, M.Pd

Direktur PT. Zuki

Jalan Bani Rmomli No.36

Jakarta

Penulisan alamat di atas yang salah adalah? PT. ya. Yang benar adalah PT tanpa titik.

“Bersama ini, saya mengajukan surat lamaran kerja sebagai teknisi.” Perbaikan kalimat pembuka surat yang tepat adalah….

Jawabannya adalah Berdasarkan dengan iklan yang terdapat di harian Kompas, tanggal 7 Oktober 2019, dengan ini saya mengajukan surat lamaran kerja sebagai teknisi.

Ingat ya di dalam pembukaan harus dimulai kata “Berdasarkan” atau “Sehubungan”. Bisa juga “Setelah membaca…” lalu sebutkan sumber dan tanggalnya sekaligus apa yang mau kamu lamar.

Satu lagi nih, soal surat lamaran kerja di bagian penutup.

Sebagai bahan pertimbangan,bersama ini saya lampirkan satu bendel sebagai berikut: (1). daftar riwayat hidup (2). fotocopi SKL SMA (3). fotocopi sertifikat kursus computer (4). pasfoto 3×4 …… Kalimat penutup surat lamaran pekerjaan yang tepat untuk mengisi paragraf yang rumpang tersebut adalah…

Kalimat penutup itu tidak boleh ada -nya ya. misalnya atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Kalimat itu ahrus diganti menjadi: e. Atas perhatian Bapak, saya ucapkan terima kasih.

Ide Pokok Paragraf

Untuk ide pokok silakan klik DI SINI Ya >>>>

Potong rambut tapi masih korona? Beli alat cukur solusinya.

Tidak perlu kuatir. Panduan mencukur ada di youtube.

Hanya 50ribu saja, itu sama dengan Anda ke tukang potong rambut 3-5 kali.

#pemeral_eksperimen_marketing adalah sebuah laman uji coba untuk kepentingan pembelajaran di sekolah kejuruan untuk menguji kekuatan copywriting, paltform media sosial, dan marketing.

« Previous entries